Gambar: nextren.grid.id/
OFiSKITA - Setelah kasus bocornya data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytics, publik masih belum bisa tenang menyusul kembali bocornya 7,5 data akun pengguna Adobe Creative Cloud. Kebocoran data ini dilaporkan oleh peneliti keamanan di Security Discovery Bob Diachenko dan jurnalis CompariTech Paul Bischoff pada 19 Oktober lalu. Menurut pihak Comparitech, data-data yang terbongkar tadi termasuk alamat email, identitas pengguna, lokasi negara, tanggal pembuatan akun, produk Adobe yang digunakan, waktu login terakhir, hingga status pembayaran. Pengguna Adobe Creative Cloud harus lebih waspada karena kebocoran data ini membuat mereka rentan terhadap serangan phishing.
Pihak Adobe merespon kejadian ini dengan mengeluarkan pernyataan "Akhir pekan lalu, Adobe menyadari adanya kerentanan terkait bekerja di salah satu lingkungan prototipe kami. Kami segera mematikan lingkungan yang tidak terkonfigurasi, mengatasi kerentanan." Diungkapkan juga bahwa masalah tersebut tidak akan mempengaruhi pengoperasian produk atau layanan inti Adobe, serta bahwa pihak Adobe sedang meninjau proses pengembangan untuk membantu mencegak masalah serupa terjadi di masa depan. Terkait dengan keamanan akun, Adobe meminta kepada pengguna untuk mengaktifkan keamanan autentikasi dua faktor (TFA) guna melindungi akun.
Tampaknya ini bukan kali pertama Adobe tersandung masalah keamanan data pengguna. Pada 2013 lalu sebanyak 38 juta data pengguna Adobe dinyatakan bocor. Data yang terpapar kala itu lebih rinci yakni informasi kartu kredit, nama pengguna, hingga alamat e-mail. Adobe Creative Cloud adalah layanan berlangganan yang memberikan pengguna akses ke serangkaian produk Adobe terpopuler seperti Photoshop, Lightroom, Illustrator, InDesign, Premiere Pro, Audition, After Effects, dan sebagainya.
Sumber: katadata.co.id; tekno.kompas.com; nextren.grid.id