Gambar: Pexels
OFiSKITA - Transformasi digital hampir di seluruh bidang memang terbukti membuat hidup manusia menjadi lebih mudah, praktis, dan menyenangkan. Semuanya kini lebih terkoneksi dan otomatis sehingga tidak heran jika kita terlena dibuatnya. Membuka rekening bank sekarang sudah bisa dilakukan secara online, tidak lagi mengantri lama seperti dahulu. Apalagi kalau bicara tentang belanja online, rupa-rupa bentuk pembayaran kini sangat memanjakan konsumen mulai dari transfer via ATM, internet banking, COD, hingga fasilitas pembayaran melalui credit card bahkan sistem bayar belakangan.
Dengan segala kemudahan itu kita lupa bahwa semua data yang kita ketik dan simpan ketika berbelanja online direkam dan dipelajari oleh mesin pencari khususnya Google. Pun begitu halnya dengan perilaku kita dalam bermedia sosial Facebook. Masih kurang yakin? Google misalnya sudah sebegitu dalamnya masuk ke dalam kehidupan pribadi kita. Ia tahu dimana kita berada, bahkan ia bisa memahami apa yang sedang kita bicarakan. Agak ngeri juga sebenarnya.
Seorang konsultan teknis dan pengembang web bernama Dylan Curran membeberkan seberapa banyak informasi yang disimpan kedua perusahaan teknologi tersebut, melalui kicauan kultwit di akun Twitter @iamdylancurran yang sudah di-retweet lebih dari 200 ribu kali.
Menurut Curran, Google menyimpan catatan lokasi Anda setiap kali Anda menghidupkan telepon. Data itu tersimpan sejak pertama Anda menggunakan Google.
Google menyimpan riwayat pencarian di semua perangkat Anda, baik itu di smartphone maupun di komputer dekstop dengan akun Google yang sama. Jika Anda menghapus riwayat pencarian di satu perangkat, misal di smartphone, kemungkinan data tersebut masih tersimpan di komputer desktop.
Google menyimpan informasi tentang setiap aplikasi yang Anda pasang. Mereka juga tahu seberapa sering dan di mana Anda memakainya, dan dengan siapa Anda menggunakannya untuk berinteraksi.
Karena layanan berbagi video YouTube milik Google, otomatis mereka juga tahu semua riwayat tontonan Anda di platform itu.
Google membuat profil iklan berdasarkan informasi yang Anda isi saat Sign Up ke sebuah aplikasi seperti lokasi, jenis kelamin, usia, hobi, karir, minat, status hubungan, atau mungkin penghasilan.
Data-data pribadi pengguna yang sudah berada di dunia maya ini sangat berharga dan karenanya rentan akan kebocoran. Kasus jual beli data pun sudah bukan hal aneh sekarang ini, terbukti dengan kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica beberapa waktu lalu. Tidak heran bila kemudian Brian Acton, pendiri WhatsApp, mengimbau orang untuk menghapus akun Facebook Ia gencar menyerukan gerakan #DeleteFacebook yang menjadi trending topic di media sosial. Saat skandal itu terungkap, Acton sudah setahun lamanya meninggalkan Facebook. Ia mengundurkan diri dari Facebook pada 2017 karena sempat terlibat konflik dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg karena masalah monetisasi WhatsApp.
Sumber: kumparan.com; liputan6.com