OFiSKITA - Self publishing, apakah Anda pernah mendengar kata tersebut? Akhir-akhir ini istilah tersebut cukup populer di kalangan penerbit, percetakan dan para penulis. Jika dulu untuk menjadi seorang penulis harus mengirimkan naskah kepada penerbit, masuk ke dalam antrian untuk di-review dan berbagai proses lain yang harus diikuti. Sekarang, para penulis independen bisa mencoba peruntungannya dengan mencetak sekaligus menjual sendiri buku hasil karyanya.
Terlebih bagi kebanyakan penulis pemula yang memiliki jiwa seni, membuat buku sendiri bukan semata-mata karena bisnis akan tetapi demi kepuasan diri untuk belajar mengembangkan kemampuan menulis, mencoba membangun personal branding, dan mencoba minat market. Laku atau tidaknya buku tersebut di pasaran akan sangat tergantung terhadap promosi, baik itu di kalangan komunitas pecinta buku, memanfaatkan platform digital seperti wattpad dan media sosial pribadi penulis. Untuk bisa melakukan self publishing, ini yang perlu dilakukan oleh para penulis independen:
Untuk membuat buku, yang harus disiapkan pertama kali tentu karya. Karena Anda menerbitkan buku sendiri, tentu saja isi buku adalah hak penulis. Anda harus mengedit atau menyunting karya sendiri tanpa menggunakan jasa editor untuk menyempurnakan tulisan. Jika buku Anda ingin dikomersialkan, sebaiknya buatlah materi atau isi buku yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Tidak melakukan plagiasi dan memilih kalimat yang tidak menimbulkan persepsi buruk seperti berisi pelecehan atau bersifat provokatif dan berpotensi menimbulkan konflik.
Sebagai penulis baru yang mencoba menggaet market baru, Anda harus bisa menilai kelayakan kualitas buku karena nama Anda lah yang akan terpampang di sampul buku. Kecuali, Anda ingin mencetaknya secara anonim atau tanpa nama.
Ungkapan “Don’t judge a book by its cover” tidak berlaku di industri penerbitan, karena kenyataannya riset membuktikan bahwa keberhasilan penjualan buku di pasaran sangat bergantung pada kualitas dan keindahan cover-nya. Apalagi untuk para penulis baru yang belum memiliki nama di hati para pecinta buku. Penggemar buku seringkali hanya menilai sekilas dari judul dan sampul buku sebelum memutuskan apakah akan membeli atau tidak. Untuk itu. Anda harus, sangat memperhatikan aspek desain dan sampul/cover buku cetak agar terlihat menonjol diantara buku-buku lainnya.
Ketika orang tertarik dengan cover buku Anda, maka besar kemungkinannya mereka akan membaca sinopsis di belakang buku bahkan membukanya untuk dibaca. Jika Anda merasa kesulitan untuk mencari partner desainer untuk membuat konsep desain cover buku, tidak perlu khawatir karena sekarang platform cetak online telah menyediakan layanan desain yang bisa disesuaikan dengan keinginan Anda.
Saat akan menerbitkan sebuah buku, khususnya self publishing, budget seringkali menjadi hambatan. Para penulis indie biasanya tidak bisa mengetahui secara pasti berapa biaya cetak yang harus dikeluarkan untuk mencetak satu buku dengan jumlah halaman, pilihan material dan finishing yang diinginkan. Lalu apakah jika ingin mencetak banyak, harga yang dikeluarkan biasa menjadi lebih murah? Pertanyaan-pertanyaan dasar seperti ini kerap mengganjal dan membutuhkan waktu untuk mencari tahu.
Sekarang, hal seperti itu bukan lagi menjadi soal. Anda bisa lho langsung mengetahui harga cetak buku hanya dengan meng-upload file karya (mulai dari isi, desain sampul dan pilihan kertas, cover serta pilihan finishing lainnya). Kalkulasi harga akan langsung muncul tanpa waktu lama sesuai jumlah buku yang ingin dicetak. Dengan fitur kalkulasi harga ini, Anda bisa menyiapkan atau menyesuaikan budget yang ada dengan meng-improve cetakanmu bukumu. Bagaimana, percetakan online untuk self publishing saat ini cukup menarik bukan?
Mencetak buku harus memakai ISBN? Aspek yang satu ini adalah pilihan. Jika Anda merasa buku karya Anda perlu legalisasi, Anda bisa meminta bantuan pihak ketiga. Beberapa penerbitan bisa membantu hanya dalam pengajuan ISBN saja, tidak termasuk cetak. Namun, tentunya Anda harus mengalokasi budget khusus untuk ini ya. Bagi yang tidak mempermasalahkan keberadaan bukunya dalam katalog resmi Perpustakaan Nasional, tanpa ISBN pun bukumu bisa tetap terbit kok. Terutama jika Anda baru memasarkannya secara pribadi. Tidak sedikit para penulis yang melakukan cara ini. BIla ternyata buku mereka banyak digemari orang, baru mereka mengajukan nomor ISBN.
Setelah karya, desain, budget dan keputusan menggunakan atau tidak nomor ISBN, langkah selanjutnya adalah memilih percetakan yang menerima pemesanan on demand seperti PrintQoe.com. PrintQoe.com memiliki Book Solution yang dapat memudahkan siapapun mencetak buku hanya dalam satu platform. PrintQoe.com akan memudahkan penerbitan maupun penulis mencetak segala jenis buku dengan fasilitas kalkulasi biaya pencetakan yang otomatis dan mudah dengan berbagai manfaat lain akan didapatkan.
Sumber: printqoe.com