OFiSKITA - Beberapa bulan ini kata "New Normal'" menjadi istilah yang paling populer diperbincangkan. Publik dari berbagai umur dan latar belakang, mulai cukup akrab dengan term baru dalam kehidupan sosial. Bagaimana tidak? Istilah New Normal ini kerap disebutkan oleh berbagai media. Baik itu media elektronik, cetak hingga media sosial. Berbagai platform pun turut memiliki andil dalam penerimaan istilah baru ini. Tidak hanya program berita atau talkshow saja, bahkan program entertainment seperti reality show pun nampaknya sudah mulai menyisipkan kata tersebut karena dianggap merujuk pada tatanan baru kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
Hal tersebut merupakan suatu yang wajar. Dalam suatu era baru, Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity (VUCA) akan semakin terasa oleh seluruh lapisan. Sehingga secara langsng atau tidak langsung, pola dan kebiasaan masyarakat menjadi berubah.
Pada masa new normal inilah para pelaku bisnis perlu mengeluarkan kecepatan dalam pengambilan keputusan strategis dalam langkah-langkah terkait resiko bisnis khususnya dalam hal pengelolaan keuangan pelaku bisnis perlu melihat jauh ke depan untuk meminimalisisr risiko keuangan perusahaan agar terhindar dari kemungkinan yang paling tidak diinginkan. Salah satu aspek vital yang berpengaruh dalam pengelolaan keuangan bisnis di masa new normal adalah dengan memperhatikan pengadaan barang atau jasa di perusahaan. Dalam strategi bisnis, dampak risiko keangan atau financial risk to accelerate business recovery menjadi hal yang sangat fundamental. Berikut ini beberapa hal fundamental untuk percepatan pemulihan bisnis dalam hal pengadaan barang dan jasa:
Transformasi digital membuat kemudahan-kemudahan dalam proses bisnis dan pengadaan. Caranya dengan cara memotong proses yang tidak perlu. Hal ini selalu dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur teknologi yang terkesan mahal. Padahal, untuk digital commerce, pengembangan teknologi bisa berfokus kepada target dan cakupan bisnis yang diinginkan saja. Contohnya untuk e-commerce B2B sangat diperlukan fitur Multi-Level Approval, Term of Payment dan Tracking Order. Fitur ini sangat berguna untuk sentralisasi pengadaan dalam jumlah yang kecil dan banyak untuk menjaga dan mengatur produk-produk yang dibeli di masing -masing departemen atau cabang. Dengan memanfaatkan fitur-fitur yang telah tersedia pada e-commerce pengadaan barang, bisa membantu percepatan pemulihan bisnismu selama masa new normal.
Pengambilan keputusan berbasis data menjadi hal yang sangat penting. Selain dapat mempersingkat waktu (less time consuming), metode ini juga bisa menghilangkan subjektivitas dalam pemilihan (less human bias), dan pengambilan keputusan bisa seefektif serta seefisien mungkin. Data driven yang dimaksud dalam bisnis khusus sektor pengadaan barang adalah seperti transparansi harga, kelengkapan produk, dan template untuk produk-produk, dapat dijadikan alat bantu dalam pengambilan keputusan secara cepat dan tepat.
Jangan abaikan aspek fundamental ini ya, karena di masa new normal seperti ini sangat penting bagi bisnis memutuskan pengadaan barang dan jasa secara objective guna meminimalisir risiko keuangan.
Aspek fundamental yang terakhir adalah ketepatan dan kelengkapan laporan. Laporan dalam pengadaan barang yang komperhensif semasa new normal akan berguna untuk menganalisa proses pengiriman di tempat yang tepat, terkirim tepat waktu, kualitas sesuai dengan pesanan, dan kuantitas yang tepat. Dengan adanya laporan dari seluruh pembelian dalam pengadaan, dapat membuat keputusan menjadi lebih kuantitatif sehingga memudahkan pengambilan keputusan. Namun, tetap tidak mengabaikan aspek kualitas.
Sumber: Astragraphia Xprins Indonesia
artikel nya bagus, buat menambah pengetahuan.