Gambar: Pexels
OFiSKITA - Paruh pertama tahun 2020 diwarnai dengan beberapa kejadian tidak mengenakan. Warga Jakarta misalnya, 'dihadiahi' banjir besar pada malam tahun yang kemudian disusul dengan merebaknya pandemi COVID-19 hingga saat ini, yang memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan gaya hidup baru. Berbagai aktivitas di luar rumah dibatasi dengan tujuan untuk memutus rantai penyebaran virus ini, sedangkan gaya hidup bersih lebih ditekankan lagi sebagai upaya melindungi diri dan sekitar dari kemungkinan terpapar virus COVID-19
Perubahan gaya hidup yang terjadi di tengah masyarakat juga berdampak terhadap bisnis, dimana permintaan pelanggan kini bergeser dan perusahaan-perusahaan dipaksa untuk menemukan cara-cara baru untuk mengakomodirnya. Untuk kebutuhan itu strategi Public Relation (PR) dalam suatu perusahaan juga perlu direformasi agar ‘wajah’ agar bisa beradaptasi dengan gaya hidup baru sekarang.
Sebelum pandemi, materi PR bisa didapat dari pertemuan-pertemuan casual, makan siang bersama, pendeknya ber-networking ria. Namun sekarang ketika hasil tulisan Anda berhasil muncul di halaman pertama Google maka itulah strategi PR yang terbaik. Kemungkinan besar tulisan Anda akan dibaca banyak orang, dijadikan referensi, dibagikan dan bisa saja menjadi viral.
Dengan situasi pandemi saat ini, semua acara dan aktivitas penjualan harus menyesuaikan diri dengan beralih ke digital, dimana Anda masih bisa menjangkau calon konsumen tanpa melakukan kontak langsung. Untuk perusahaan yang tidak atau belum melek digital sudah pasti akan ada pemotongan bujet. Maka dari itu segeralah beralih strategi yang lebih hemat biaya untuk mempromosikan bisnis secara digital. Pemasaran konten, blog yang kuat, dan volume posting media sosial yang lebih rutin mungkin menjadi bagian dari solusi.
Platform konten LinkedIn contohnya, membantu menarik lebih banyak perhatian orang terhadap konten sekaligus menjaga keterlibatan dengan network secara konsisten. Begitupun halnya dengan Twitter. Keduanya adalah platform besar yang sudah memiliki posisi di tengah masyarakat. Sementara platform baru seperti Prezi juga berinvestasi dalam fitur konten video untuk membuat pidato virtual. Ke depannya mungkin akan bermunculan platform-platform lain yang dapat membantu Anda.
Faktanya, bertatap muka dengan rekan-rekan pers akan sulit direalisasi dalam waktu dekat. Berbagai koordinasi juga harus dilakukan dengan bantuan teknologi email, telepon, dan panggilan video. Ini artinya Anda perlu lebih cermat lagi mengatur jadwal rapat satu dengan rapat lainnya. Karena berdasarkan pengalaman, bekerja dari rumah atau dari kantor dengan sistem split team membutuhkan koordinasi serta komunikasi yang lebih intens lagi.
Sumber: forbes.com